Dengan mengusung Pramono-Rano, PDIP sedang menghitung strategi politik untuk masa depan yang panjang
Arifki nyarita jenengan PDIP nek nggarap Pramono-Rano minangka “negosiasi saklawase”. Sampai sekarang, PDIP ditinggalkan dengan sendirinya oleh Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo-Gibran dalam Pemilihan Presiden 2024 yang lalu.
Barangkali KIM jagoan banget sekarang karena diisi sama partai baru, yaitu PKB, NasDem, dan PKS.
Banyak faktor yang menyebabkan bahwa PDIP akan memiliki performa yang lebih baik di masa depan. Dikarenaan masalah PDIP kan terjadi dengan Jokowi, bukan dengan Prabowo… Jika mengeluarkan Anis, berarti terdapat pembicaraan yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. “Are you going to join the cabinet or something else,” said Arifki.
“Apakah anda akan bergabung dengan kabinet atau hal lain,” kata Arifki.
Mengapa tidak memilih Ahok?
Lain pisan, PDIP teu naroskeun Ahok mangrupakeun cagub Jakarta lantaran “bisa nyerat hubungan PDIP jeung Jokowi jeung Prabowo-Gibran.”
“Dalami cobaan peranin menggubakan matahari Jakarta… mendukung Ahok adalah melambangkan pertahanan terhadap pemerintah sentral,” ucap Arifki.
Jadi menurut saya, penunjukan Pramono Rano sebagai calon dari PDIP di Jakarta hanyalah sebagai bentuk formalitas dan penghargaan kepada kader partai. Hal ini juga dilakukan agar PDIP tidak terpecah belah dan dapat menjaga hubungan politik jangka panjang dengan Prabowo-Gibran.
Gimana Anies nih?
Menurut saya, Anies merupakan pilihan yang sangat berani bagi PDIP. Karena itu, orang yang pernah menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta tidaklah anggota partai, dan mungkin tidak berminat untuk bergabung dengan PDIP. Di samping itu, Anies juga memiliki riwayat pertikaian yang kurang baik dengan Prabowo.
“Milih si Anies, menurut Arifki, bakal bikin ribet politik tahun 2029 nanti.” Jika dibandingkan dengan Pilkada Jakarta, apabila Anies menang, maka ia akan menjadi saingan yang tangguh bagi Prabowo, Gibran, Puan Maharani, dan juga Ganjar Pranowo serta Ahok dalam Pilpres 2029.
Sebab menonaktifkan kartu Anies lebih awal itu bermanfaat bagi semua orang. “Arifki menyatakan apakah orang-orang di dalam PDIP atau di partai lain,” ujar Arifki.
Adus tangan tim Pemenangan Pilkada PDIP, Aria Bima mimpin hal-hal gosip tuntas terkait calon Pramono-Rano. Menurutnya, tidak ada partai politik, terutama PDI Perjuangan, yang merekomendasikan calon kepala daerah tanpa tujuan untuk menang.
Mengenai keyakinan untuk kunjungi menang, Aria memiliki alasan yang kuat. Dia membicarakan tentang Pemilihan Kepala Daerah Jakarta tahun 2012 ketika Jokowi berhadapan dengan lawan kuatnya Fauzi Bowo dan Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah tahun 2013 di mana Ganjar Pranowo bersaing dengan Bibit Waluyo.
Menurut Aria, survei lembaga tidak tepat dalam memprediksi pemenang pilkada kedua ini. Dalam Pilkada 2012, Jokowi dan Ganjar Pranowo berhasil memenangkan pemilihan, meski hasil survei tidak begitu menjanjikan bagi mereka.
Dia meyakini bahwa keberadaan keraguan adalah hal yang wajar, namun sebenarnya itu yang ingin dijawab selama dua bulan terakhir ini.